MEMPERBAIKI YANG LAMA ATAU MOMBONGKAR DAN BANGUN YANG BARU

Penelitian

Oleh Pilipus Kopeuw

Sentani Flavouw – Jumat 10 Mei 2013 – Jam 05:12 wit

Ada sebuah kisah, suatu hari  ketika saya datang ke rumah kami di Flavouw, saya melihat rumah kami bagian atapnya (sengk dan kayu kapnya) sudah tidak ada. Sebab ada orang yang sudah membongkarnya, melihat itu dari kejauhan, saya penasaran, kok saya tidak tahu kalau rumah ini akan seperti ini. Kemudian saya melangkah mendekati rumah. Ternyata saya melihat ada ayah saya yang sedang memerintahkan adik saya bernama Theys Iwan Kopeuw (Mas Eko) untuk membongkar rumah.

Kemudian saya tanya kepada ayah, ayah, rumah ini mau diapain? Apakah mau diperbaiki dengan membuat kap baru atau mau dibongkar dan kita bangun baru? Terus bahan-bahan sepert seng, kayu, batu telah, pasir, semen, paku dan sebagainya mana? Ayah katakana, bahwa ada masyarakat yang beli tanah dari ayah dulu mereka mau bantu belikan kayu. Mereka tanya ayah, perlu kayu berapa kubik? Jadi nanti kita tinggal ambil saja! Sebab mereka sudah siapkan semua. Untuk material yang lainnya Ayah tidak menjelaskan tetapi dari keberanian dan tindakan untuk membongkar rumah berarti sudah siap semua dan sudah diperhitungkan.

Kalau mau buat kap baru biar nanti saya ukur panjang dan lebar rumah lalu saya bagi dua. Hasilnya itu, akan jadi titik untuk kap tengah. Memang selama ini rumah kami kelihatan kurang baik, karena hanya sambung menyambung saja dari bentuk dasar rumah pertama. Tujuan memperbaiki rumah itu, supaya rumah kami bentuknya kelihatan agak baik dibanding yang dulu. Selain itu, rumah yang biasanya kami susah untuk tidur siang karena kalau siang itu kepanasan, mudah-mudahan setelah diperbaiki, bisa buat tidur siang juga. Namun demikian, pikiran terus berpikir, lebih baik mana? Memperbaiki rumah lama ini atau bongkar dan bangun yang baru sekalian satu unit rumah batu permanen. Sebab batu kali untuk fondasi sudah. Saya lebih cenderung untuk membangun rumah yang bagus sekalian. Namun yang mengherangkan saya adalah bahwa Ayah dan adik saya ini yang datang membongkar rumah, sedangkan ayah sudah meninggal tahun 2001 dan adik Eko sudah meninggal tahun 2009. Kisah diatas ini hanya mimpi yang saya kembali tuangkan dengan tulisan.

Memperhatikan cerita mimpi diatas, apa makna yang bisa diambil dari kisah ini? ada dua opsi memperbaiki rumah lama atau bangun rumah yang baru yang jauh lebih baik? Untuk itu perlu buat suatu keputusan yang tepat. Hal ini berlaku juga untuk masalah lainnya kalau diperhadapkan pada pilihan-pilihan. Dan kita harus memilih yang tepat.

 

 

Tinggalkan komentar