JENIS PENDEKATAN PENELITIAN AGAMA DAN TEOLOGI KRISTEN

Penelitian

Oleh Pilipus Kopeuw

0285 – Flavouw Sentani Jayapura Papua 15 Maret 2012 – Jam 11:35 wit

 

Penelitian agama dan teologi masih merupakan kebutuhan yang perlu di jelaskan kepada mahasiswa dengan baik benar serta dalam konsep yang menyeluruh. Kenapa bisa dikatakan demikian? Sebab menurut pengalaman kami yang pernah sebagai mahasiswa Teologi kurang mendapat materi metodologi penelitian pelajaran tersebut dengan baik, kelihatan dosen yang mengajar juga mungkin hanya copy paste materi kulaih dari almamaternya tanpa pengalaman lapangan, dan juga setelah kami menjadi dosen mata kuliah metodologi penelitian di salah satu Perguruan Tinggi Agama Negeri di Papua, kami menganalisa bahwa masih ada kekurangan dan ketidak-sinkronan antara kurikulum metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi maupun tesis dan mungkin juga disertasi. Hal itu dapat kita lihat pada judul-judul skripsi maupun tesis yang hamper mirip dan juga tidak begitu optimal dalam penggunaan dan aplikasi metodologi penelitiannya dengan benar. Terjadi ketidak-tahuan dan kebingungan pada mahasiswa teologi ketika mereka berada pada tahap penulisan tugas akhir. Bagaimana caranya menemukan judul, bagaimana menulis latar belakang masalah dan seterusnya.

Dalam uraian singkat ini kami akan menunjukan tiga hal yaitu: (1) Pengolongan penelitian ; (2) penelitian agama dan keagamaan; (3) penelitian teologi.

 

1. Pengolongan Penelitian menurut:

 

  1. Tujuan penelitian: penemuan (eksplorasi); pengembangan (developmental); dan pembuktian (ferivikatif)
  2. Pendekatan penelitian : longitudinal, Cross-sectional; Kuantitatif; Survei; Assessment; Evaluasi; Action Research.
  3. Tempat penelitian : Penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan/kancah (field research)
  4. Pemakaian/model : Applied research
  5. Penelitian sosial pada bidang ilmu :  Pendidikan, Agama dan Teologi
  6. Taraf penelitian : Deskripsi dan Inferensial.
  7. Saat terjadinya variable : Historis, Ex-post facto dan eksperimen.
  8. Jenis penelitian dan analisa data : Kualitatif, Kuantitatif dan Campuran.

 

2. Penelitian Agama dan Keagamaan

 

  • Penelitian agama sasarannya adalah agama sbg doktrin
  • Penelitian keagamaan: agama sbg gejala sosial
  • Meneliti manusia yang menghayati,, meyakini dan memperoleh pengaruh dari agama.
  • Meneliti bagaimana agama itu ada dlm perilaku, interaksi, kebudayaan dan system social berdasarkan fakta atau realitas social kultur.
  • e)      Agama merup bagian dari ilmu social dan sejarah. Pendekatan agama melalui sejarah, sosiologi. antropologi,dan  psikologis
  • f)       Perilaku keagamaan dapat diamati
  • g)      Agama yg terwujud dlm tindakan dan sikap manusia yg merupakan produk insteraksi sosial dapat dijadikan obyek penelitian

 

3. Penelitian Teologi

 

Ada beerbagai macam model penelitian Teologi, sebagai berikut:

  • Metode penelitian teologi sistematik
  • Metode penelitian teologi praktika (pastoral)
  • Metode penelitian studi kasus pastoral
  • Metode penelitian teologi filosofis
  • Metode penelitian teologis politis
  • Metode penelitian teologi kontekstual
  • Metode penelitian teologi eksegesis
  • Metode penelitian teologi historis
  • Metode penelitian teologi praktis
  • Metode penelitian simiotik

14 pemikiran pada “JENIS PENDEKATAN PENELITIAN AGAMA DAN TEOLOGI KRISTEN

    1. semua penelitian selalu ada populasi dan sampel. baca saja buku2 ttg penelitian bagaimana menentukan populasi dan sampel. dari judul atau topik penelitian kita sudah bisa tahu siapa yang akan menjadi populasi. kemudian besar kecilnya sampel kita tinggal menentukan saja berdasarkan rumus pengambilan sampel. semakin besar sampel, hasilnya mendekati kebenaran.

    1. To: Gerald J Lintong
      prinsip dasar metodologi penelitian adalah kualitatif dan kuantitatif. kalau studi kepustakaan termasuk penelitian kualitatif dengan tempat penelitian adalah kepustakaan. Kadang2 studi kepustakaan berdiri sebagai metode penelitian kepustakaan. di beberapa STT masih menggunakan pendekatan studi kepustakaan tersebut. secara garis besar studi kepustakaan bisa dipakai dalam penulisan skripsi teologi dengan pendekatan penelitian teologi seperti: (1)Pendekatan penelitian teologi sistematik (Dogma /Doktrin); (2)Pendekatan penelitian praktika/pastoral; (3) pendekatan penelitian studi kasus pastoral; (4) pendekatan penelitian teologi filosofis; (5) Pendekatan penelitian teologi politis; (6) pendekatan penelitian teologi kontekstual; (7)Pendekatan penelitian teologi eksegesis; (8) Pendekatan penelitian teologi historis; (9) Pendekatan penelitian teologi praktis dan (10)pendekatan penelitian simiotik. Memang untuk 10 pendekatan itu baru saya tulis bukunya dengan judul “Metodologi Penelitian Agama untuk Jurusan PAK, Teologi dan Musik Gereja. Mudah2an akhir tahun ini bisa terbit.

    1. Dalam penelitian yang saya lakukan di beberapa Kampus di Yogyakarta dan di Jayapura Papua, menunjukkan bahwa Pendekatan Penelitian Kuantitatif masih sangat sulit diterapkan dibidang teologi. Kendalanya ada pada kurikulum Metodologi, Dosen yang kurang kompetensi dibidang Metodologi Penelitian dan statistik, Juga rata2 dosen pembimbing skripsi, Tesis, dan Disertasi di Perguruan Tinggi Teologi yang kurang menguasai pendekatan penelitian kuantitatif. Akibatnya berdampak kepada pemilihan pendekatan penelitian yang digunakan. Walaupun demikian, secara jujur saya menilai bahwa penelitian kuantitatif di bidang teologi perlu mendapat perhatian serius untuk pengembangannya dan implementasinya, baik dari Pihak Dirjen Bimas Kristen, Direktur Pendidikan Kristen dan Juga para Ketua-Ketua STT maupun STAKPN di seluruh Indonesia. Hal ini saya katakan karena sy sdh melakukan penelitian tentang “Optimalisasi Penelitian Mahasiswa di Perguruan Tinggi Teologi Agama Kristen Wilayah Yogyakarta. Demikian yang bisa saya jawab. Terima Kasih

      1. Thanks . . . dari penjelasan itu saya belum menemukan titik tegas penggunaannya dalam penelitian di bidang teologi, kecuali penelitian di bidang pendidikan yang menjadikan mahasiswa teologi sebagai subject matternya. Begitu juga beberapa penelitian di bidang kebahasaan yang menjadikan kitab suci sebagai object matternya, atau di bidang manajemen organisasi yang menjadikan organisasi gereja sebagai object matternya, atau di bidang psikologi, dll.
        Tentu kita sedikit bermasalah dengan object matter penelitian di bidang teologi yang menyangkut pemaknaan subjektif manusia terhadap yang metafisik dalam konteks kehidupan setiap hari.
        Walaupun begitu, saya setuju kalau untuk hal2 yang empiris dan observable dari pengalaman keagamaan kita dapat diselidiki dengan pdkt. kuantitatif, namun untuk tiba pada “yang teologis” itu tentu butuh pendekatan lain (yg kualitatif interpretivistik) yang dapat mengakomodir subjektifitas.
        Pertanyaan singkat saya, apakah penelitian2 anda yang menggunakan pdkt. kuantitatif itu di bidang teologi atau bidang lain yang menjadikan bidang teologi sebagai object matter? (dengan tidak menutup mata bahwa teologi sebagai ilmu berkembang lintas disiplin). Thanks.

      2. Dari penelitian yang saya lakukan memang instrumen penelitian kuantitatif dan kualitatif tidak bisa digunakan untuk mengukur penelitian teologi yang menggunakan pendekatan penelitian kepustakaan. Indikator penilaian dari instrumen yg saya gunakan adalah yang bersifat umum, yakni menilai: bagian awal skripsi, pendahuluan, kajian teori, kerangka pikir, hipotesis, metodologi penelitian, hasil dan pembahasan penelitian, penutup dan lampiran. Ternyata, ketika memasuki tahap penilaian metodologi, hasil dan pembahasan, hingga pada lampiran, instrumen itu sudah tidak bisa mengukur atau menilai. Kenapa? Karena penelitian teologi menggunakan penelitian murni dengan pendekatan hermeneutik, eksegesa, studi literatur, eksposisi, historical, penafsiran teologis, studi gramatical, studi biblical, studi kontekstual dan lainnya.
        kalau menurut saya, penelitian penelitian teologi sangat bisa menggunakan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Caranya dengan penguatan harus pada teori, berdasarkan variabel X/Y dan sub-sub dari variabel X/Y yang dibangun. Bangun konstruk teorinya;bangun definisi konseptualnya; bangun definisi operasionalnya; kalau hal itu sudah dilakukan dapat menjadi dasar untuk menentukan instrumen apa yang digunakan untuk mengumpulkan data; Dengan demikian teori yang sudah dibangun itu dapat menjadi acuan untuk menyusun butir2 pertanyaan/penyataan.
        Dalam perguruan tinggi yang bersifat keagamaan memiliki model pendekatan terhadap studi agama. Hujair AH. Sanaky (2005) juga menjelaskan bahwa: Untuk penelitian agama yang sasarannya adalah agama sebagai doktrin. “Agama sebagai teologi, tidak terbatas hanya sekedar menerangkan hubungan antara manusia dengan Tuhan (Transendental) saja, tetapi tidak terelakan adalah melibatkan kesadaran berkelompok (sosiologi), kesadaran pencarian asal usul agama (antropologis), pemenuhan kebutuhan untuk membentuk kepribadian yang kuat dan ketenangan jiwa (psikologis) bahkan ajaran agama tertentu dapat diteliti sejauh mana keterkaitan ajaran etikanya dengan corak pandangan hidup yang memberi dorongan yang kuat untuk memperoleh derajat kesejahteraan hidup yang optimal (ekonomi)”.
        Dari uraian di atas menunjukkan bahwa ada dua sasaran dalam penelitian agama, pertama, agama sebagai doktrin dan yang kedua, agama sebagai teologi. Jika agama dipandang sebagai doktrin yang sakral, suci dan tabuh, maka tertutup untuk kajian-kajian atau penelitian. Tetapi, apabila kajian-kajian diarahkan pada elemen-elemen agama, maka terbuka pintu untuk melakukan penelitian. Sebelum mendekati agama, memang amat perlu mengetahui sasaran yang akan didekati, yaitu agama atau kepercayaan yang terjadi karena adanya dipandang Maha Kuasa menjadi sumber dari segala sesuatu.
        nanti saya muat di Blog tentang “Pendekatan dalam Penelitian Teologi” silahkan dibaca…untuk menambah wawsan…dan kita bisa diskusikan…Trims

Tinggalkan komentar